Senin, (15/07/24) Karawitan Jawa atau yang biasa disebut seni suara tertua. Kesenian Karawitan terlahir ditengah-tengah masyarakat Jawa. Sebuah seni yang menawarkan keindahan yang begitu halus dan memiliki fungsi estetika yang sarat dengan nilai sosial, moral dan spiritual. Karawitan Jawa tercipta dari harmonisasi dari kerumitan alunan-alunan suara berlaras Slendro dan Pelog dari seperangkat alat musik tradisional Jawa yakni Gamelan. Pada awal perkembangannya fungsi Karawitan Gamelan hanya berkisar pada upacara-upacara Keraton, namun sejak jaman Mataram, kesenian karawitan juga difungsikan sebagai sarana hiburan yang juga dapat dinikmati oleh masyarakat diluar tembok Keraton. Dimana musik ini sudah digarap menggunakan sistem notasi, ritme, warna suara, memiliki fungsi, sifat pathet dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran. Hal inilah yang menjadikan musik karawitan enak didengar baik untuk dirinya dan orang lain. Istilah Karawitan sendiri digunakan untuk merujuk pada kesenian Gamelan yang banyak dipakai oleh kalangan masyarakat Jawa. Istilah tersebut mengalami perkembangan penggunaan maupun pemaknaannya.
Launching paguyuban seni karawitan "Sumber Laras" dilaksanakan di gedung santo, Desa Tahunan, Sale, Rembang.Kegiatan dihadiri oleh Kepala Desa beserta, pamong desa, lembaga desa, tokoh kesenian desa, dan warga desa Tahunan. Didampingi oleh Pak Sunyoto yang menjadi Ketua Kesenian Karawitan "Sumber Laras". Selain itu, para peserta dan warga masyarakat yang turut hadir saling bercengkrama untuk bisa lebih akrab dengan warga setempat dan saling bertanya mengenai kesenian karawitan.
Pak Sunyoto selaku ketua kegiatan karawitan dalam sambutanya mengatakan; "kegiatan ini adalah semacam Launching. Semoga setelah ini seni karawitan khususnya di Desa Tahunan bisa tetap lestari. kegiatan ini dilakukan untuk mengajarkan kesenian tradisi jawa yang tanpa kita sadari semakin hari semakin pudar karena tidak lagi dikembangkan dan diteruskan oleh generasi muda setempat. Ini dipengaruhi dengan perkembangan zaman sekarang yang menyebabkan kesenian dan kebudayaan asli Indonesia sudah mulai jarang diminati oleh para generasi muda dan anak-anak, salah satunya kesenian musik karawitan."
Dalam karawitan Jawa terdapat unsur – unsur seperti instrumensasi dan vokal. Instrumen dalam seni karawitan Jawa dapat disebut juga gamelan dan mempunyai tangga nada khusus yang disebut juga laras Gamelan. Instrumen gamelan dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu, menurut fungsi nya, menurut besar ukuran fisiknya, dan menurut bahan yang digunakan. Ada berbagai macam gamelan diantaranya, gamelan gedhe, gamelan gadhon, gamelan cokekan, gamelan kawatan, gamelan alus, gamelan soran, gamelan wayangan dan gamelan campur sari. Melalui Gamelan, seni karawitan mampu mendidik rasa keindahan seseorang yang diharapkan untuk menumbuh kembangkan kesadaran pada nilai sosial, moral dan spiritual. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapanya halus, tingkah laku lebih sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing – gendhing tersebut.
Desa sebagai fasilitator kegiatan seni karawitan ini tentunya sangat menyambut dengan semangat dan penuh harapan. Seperti yang dikatakan dalam sambutan Bapak Suprayitno (Kepala Desa Tahunan), " Semoga sumber laras tetap bisa eksis di era milenial sekarang ini. Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi salah satu metode dalam melestarikan budaya Jawa. Walaupun sekarang mayoritas anggotanya sudah sepuh (tua), harapnya kedepan bisa mengkader anak-anak agar seni karawitan tidak hilang."
dalimun